Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya

Mengenal Jenis-jenis Haji dan Miqatnya


masjid Abyar Ali(Bir Ali)
Seorang calon jamaah haji, sudah seharusnya mengenali jenis-jenis haji dan miqatnya. Agar dia bisa melihat dan memilih, jenis haji apakah yang paling tepat baginya dan dari miqat manakah dia harus melakukannya.

Jenis-jenis Haji
Berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih dari Nabi shallallah ‘alahi wa sallam, ada tiga jenis haji yang bisa diamalkan. Masing-masingnya mempunyai nama dan sifat (tatacara) yang berbeda. Tiga jenis haji tersebut adalah sebagai berikut:

1. Haji Tamattu’
Haji Tamattu’ adalah berihram untuk menunaikan umrah di bulan-bulan haji (Syawwal, Dzul Qa’dah, 10 hari pertama dari Dzul Hijjah), dan diselesaikan umrahnya (bertahallul) pada waktu-waktu tersebut1. Kemudian pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzul Hijjah) berihram kembali dari Makkah untuk menunaikan hajinya hingga sempurna. Bagi yang berhaji Tamattu’, wajib baginya menyembelih hewan kurban (seekor kambing/sepertujuh dari sapi/sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 Dzul Hijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11,12,13 Dzul Hijjah). Bila tidak mampu menyembelih, maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq2. Namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah) dan 7 hari setelah pulang ke kampung halamannya.

2. Haji Qiran
Haji Qiran adalah berihram untuk menunaikan umrah dan haji sekaligus, dan menetapkan diri dalam keadaan berihram (tidak bertahallul) hingga hari nahr (tanggal 10 Dzul Hijjah). Atau berihram untuk umrah, dan sebelum memulai thawaf umrahnya dia masukkan niat haji padanya (untuk dikerjakan sekaligus bersama umrahnya). Kemudian melakukan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di Makkah), lalu shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Setelah itu bersa’i di antara Shafa dan Marwah untuk umrah dan hajinya sekaligus dengan satu sa’i (tanpa bertahallul), kemudian masih dalam kondisi berihram hingga datang masa tahallulnya di hari nahr (tanggal 10 Dzul Hijjah). Boleh pula baginya untuk mengakhirkan sa’i dari thawaf qudumnya yang nantinya akan dikerjakan setelah thawaf haji (ifadhah). Terlebih bila kedatangannya di Makkah agak terlambat dan khawatir tidak bisa tuntas mengerjakan hajinya bila disibukkan dengan sa’i. Untuk haji Qiran ini, wajib menyembelih hewan kurban (seekor kambing, sepertujuh dari sapi, atau sepertujuh dari unta) pada tanggal 10 Dzul Hijjah atau di hari-hari tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzul Hijjah). Bila tidak mampu menyembelih, maka wajib berpuasa 10 hari; 3 hari di waktu haji (boleh dilakukan di hari tasyriq, namun yang lebih utama dilakukan sebelum tanggal 9 Dzul Hijjah/hari Arafah) dan 7 hari setelah pulang ke kampung halamannya.

3. Haji Ifrad
Haji Ifrad adalah melakukan ihram untuk berhaji saja (tanpa umrah) di bulan-bulan haji. Setiba di Makkah, melakukan thawaf qudum (thawaf di awal kedatangan di Makkah), kemudian shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim. Setelah itu bersa’i di antara Shafa dan Marwah untuk hajinya tersebut (tanpa bertahallul), kemudian menetapkan diri dalam kondisi berihram hingga datang masa tahallulnya di hari nahr (tanggal 10 Dzul Hijjah). Boleh pula baginya untuk mengakhirkan sa’i dari thawaf qudumnya, dan dikerjakan setelah thawaf hajinya (ifadhah). Terlebih ketika kedatangannya di Makkah agak terlambat dan khawatir tidak bisa tuntas mengerjakan hajinya bila disibukkan dengan kegiatan sa’i, sebagaimana haji Qiran. Untuk haji Ifrad ini, tidak ada kewajiban menyembelih hewan kurban. (Disarikan dari Dalilul Haajji wal Mu’tamir, terbitan Departemen Agama Saudi Arabia hal. 15,16, & 19, dan www.attasmeem.com, Manasik Al-Hajj wal ‘Umrah, karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin)

Jenis Haji Apakah yang Paling Utama (Afdhal)?

Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Berdasarkan penelitian, maka keutamaan tersebut tergantung pada kondisi orang yang akan melakukannya. Jika dia safar untuk umrah secara tersendiri (lalu pulang), kemudian safar kembali untuk berhaji, atau dia bersafar ke Makkah sebelum bulan-bulan haji untuk berumrah lalu tinggal di sana, maka para ulama sepakat bahwa yang afdhal baginya adalah haji Ifrad. Adapun jika dia bersafar ke Makkah pada bulan-bulan haji untuk melakukan umrah dan haji (sekali safar) dengan membawa hewan kurban, maka yang afdhal baginya adalah haji Qiran. Dan bila tidak membawa hewan kurban maka yang afdhal baginya adalah haji Tamattu’.” (Lihat Taudhihul Ahkam juz 4, hal. 60)
Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa haji Tamattu’ lebih utama dari semua jenis haji secara mutlak. Bahkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullah berpendapat bahwa hukum haji Tamattu’ adalah wajib, sebagaimana dalam kitab beliau Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (hal. 11-17, cet. ke-4). Namun demikian, beliau rahimahullah mengatakan: “Mungkin ada yang berkata, ‘Sesungguhnya apa yang engkau sebutkan tentang wajibnya haji Tamattu’ dan bantahan terhadap yang mengingkarinya, sangatlah jelas dan bisa diterima. Namun masih ada ganjalan manakala ada yang mengatakan bahwa Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun justru melakukan haji Ifrad. Bagaimanakah solusinya?’ Jawabannya: ‘Dalam bahasan yang lalu telah kami jelaskan bahwasanya haji Tamattu’ itu hukumnya wajib, bagi seseorang yang tidak membawa hewan kurban. Adapun bagi seseorang yang membawa hewan kurban, maka tidak wajib baginya berhaji Tamattu’. Bahkan (dalam kondisi seperti itu) tidak boleh baginya untuk berhaji Tamattu’. Yang afdhal baginya adalah haji Qiran atau haji Ifrad. Sehingga apa yang telah disebutkan bahwa Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun berhaji Ifrad, dimungkinkan karena mereka membawa hewan kurban. Dengan demikian masalahnya bisa dikompromikan, walhamdulillah.” (Hajjatun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam hal. 18-19)

Miqat Haji
Miqat haji ada dua macam:

1. Miqat zamani: Yaitu batasan-batasan waktu di mana dilakukan ibadah haji. Batasan waktu tersebut adalah bulan-bulan haji (Syawwal, Dzul Qa’dah, dan 10 hari pertama dari bulan Dzul Hjjah). Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَّعْلُوْمَاتٌ

“Haji itu pada bulan-bulan yang telah ditentukan.” (Al-Baqarah: 197)

2. Miqat makani: Yaitu sebuah tempat yang telah ditentukan dalam syariat, untuk memulai niat ihram haji dan umrah.
Miqat Makani tersebut ada lima3, yaitu:
Pertama: Dzul Hulaifah (sekarang dinamakan Abyar ‘Ali atau Bir ‘Ali). Tempat ini adalah miqat bagi penduduk kota Madinah dan yang datang melalui rute mereka. Jaraknya dengan kota Makkah sekitar 420 km.
Kedua: Al-Juhfah. Tempat ini adalah miqat penduduk Saudi Arabia bagian utara dan negara-negara Afrika Utara dan Barat, serta penduduk negeri Syam (Lebanon, Yordania, Syiria, dan Palestina). Jaraknya dengan kota Makkah kurang lebih 208 km. Namun tempat ini telah ditelan banjir, dan sebagai gantinya adalah daerah Rabigh yang berjarak kurang lebih 186 km dari kota Makkah.
Ketiga: Qarnul Manazil (sekarang dinamakan As-Sail), yang berjarak kurang lebih 78 km dari Makkah, atau Wadi Muhrim (bagian atas Qarnul Manazil) yang berjarak kurang lebih 75 km dari kota Makkah. Tempat ini merupakan miqat penduduk Najd dan yang setelahnya dari negara-negara Teluk, Irak (bagi yang melewatinya), Iran, dll. Demikian pula penduduk bagian selatan Saudi Arabia yang berada di seputaran pegunungan Sarat.
Keempat: Yalamlam (sekarang dinamakan As-Sa’diyyah), yang berjarak kurang lebih 120 km dari kota Makkah (bila diukur lewat jalur selatan Tihamah). Ini adalah miqat penduduk negara Yaman, Indonesia, Malaysia, dan sekitarnya.
Kelima: Dzatu ‘Irqin (sekarang dinamakan Adh-Dharibah), yang berjarak kurang lebih 100 km dari kota Makkah. Ini adalah miqat penduduk negeri Irak (Kufah dan Bashrah) dan penduduk negara-negara yang melewatinya. Awal mula direalisasikannya Dzatu ‘Irqin sebagai miqat adalah di masa khalifah ‘Umar bin Al-Khaththab. Yaitu ketika penduduk Kufah dan Bashrah merasa kesulitan untuk pergi ke miqat Qarnul Manazil, dan mengeluhkannya kepada khalifah. Mereka pun diperintah untuk mencari tempat yang sejajar dengannya. Dan akhirnya dijadikanlah Dzatu ‘Irqin sebagai miqat mereka dengan kesepakatan dari khalifah Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, yang ternyata mencocoki sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana dalam Shahih Muslim dari hadits Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma. (Lihat Taudhihul Ahkam juz 4, hal. 43-48, Asy-Syarhul Mumti’ juz 4, hal. 49-50, Irwa`ul Ghalil, juz 4 hal. 175)
Wallahu a’lam.

1 Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata: “Seseorang dikatakan berhaji tamattu’, ketika dia datang ke Baitullah untuk berumrah (di bulan-bulan haji, pen.) kemudian tinggal di sana (di Makkah) untuk menunaikan hajinya (di tahun itu).” (Mansak Al-Imam Ibni Baz, hal. 39)

2 Berdasarkan riwayat Al-Bukhari, dari ‘Aisyah dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhum bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membolehkan bershaum di hari Tasyriq kecuali bagi seseorang yang berhaji (Tamattu’/Qiran, pen.) dan tidak mampu menyembelih hewan kurban. (Lihat Irwa`ul Ghalil, juz 4 hal. 132, dan keterangan Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dalam Manasik Al-Hajji wal ‘Umrah)

3 Sebagaimana dalam hadits Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma yang diriwayatkan Al-Bukhari no. 1524 dan Muslim no. 1811, dan penentuan khalifah Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu tentang Dzatu ‘Irqin yang terdapat dalam riwayat Al-Bukhari no. 1531 yang mencocoki sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari hadits Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma. (Lihat Irwa`ul Ghalil, juz 4 hal. 175)

GRAND ZAM ZAM MEKAH


Zam-zam Tower Gantikan Hotel Hilton

image
SM/dok MEGAH: Perspektif gedung Zam-zam Tower.(30)
BERUNTUNGLAH jamaah haji khusus (ONH Plus-Red) yang musim haji tahun ini bisa menempati Hotel Zam-zam Tower (Buruj Zam-zam). Hotel termegah yang ada di Kota Makkah saat ini. Menurut pengamatan saya, dalam proyek perluasan halaman Masjidil Haram seluas 360.000 meter persegi, hanya ada tiga bangunan yang jaraknya berdekatan dengan Masjidil Haram.

Jaraknya mungkin hanya satu hingga lima meter saja dari pelataran Haram. Yaitu Istana Raja di Jabal Qubaisy di arah timur Masjidil Haram, Hotel Hilton dan Hotel Darul Al-Tauhid di arah barat. Sayangnya saya tidak bisa mendapatkan informasi Biro Penyelenggara Haji Khusus mana yang menempati hotel yang belum jadi seluruhnya itu.

Kali kedua saya menunaikan ibadah haji tahun 2003, Hotel Hilton baru berupa tiang pancang. Tetapi saat menunaikan umrah belum lama ini Zam-zam Tower sudah terlihat kemegahannya meski belum rampung seratus persen. Sejalan dengan proyek perluasan halaman masjid, saya melihat ribuan pekerja siang malam bekerja menyelesaikan bangunan tersebut.

Satu-satunya sumber informasi yang bisa menjelaskan tentang Zam-zam Tower adalah H Mukhlisin, santri Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Lasem, Rembang yang kini jadi pengusaha sukses di Arab Saudi. Nama asli gedung itu sebenarnya Wakaf Malik Abdul Aziz. Setidaknya ada lima hotel yang lokasi jadi satu di tempat itu. Yaitu Grand Zam-zam Tower, Rotama, Moven Pick dan Formus. Nama Zam-zam sendiri tentu diambil bukan tanpa alasan. Nama sebuah sumur yang airnya tidak pernah kering mesti diambil jutaan orang dan dibawa ke seluruh penjuru dunia, juga tidak membuat banjir ketika debit airnya berlebih. Maka nama Grand Zam-zam Tower begitu mudah diingat terutama oleh jamaah haji dan umrah.
Gantikan Hilton Menurut Mukhlisin, Hotel Hilton Tower yang kami tempati saat umrah tidak lama lagi juga akan digempur setelah Zam-zam Tower jadi sempurna. ”Jadi anda semua menempati Hilton untuk terakhir kali. Mudah-mudahan tahun depan belum digusur,” kata Mukhlisin yang asli Jepara itu.

Menurutnya hotel itu akan menjadi bangunan tertinggi di Kota Makkah. Ribuan pekerja siang dan malam tampak sibuk mengerjakan proyek raksasa itu. Mereka berseragam pakaian warna ungu gelap bertuliskan ”Saudi bin Laden Group.”Mereka menggarap bidangnya masing-masing, mulai yang paling ringan hingga yang paling berat. Hiruk pikuk bunyi alat-alat berat pun semakin menyibukkan Kota Suci itu.

Beberapa menit menjelang azan, mereka beristirahat, untuk shalat berjamaah di Masjidil Haram. Setelah makan siang, mereka kembali bekerja, bahkan pengerjaan proyek ini dilakukan siang malam. karena memang awalnya Hotel Zam-zam Tower ini ditargetkan dapat selesai musim haji tahun lalu.

Seorang buruh bangunan berkebangsaan Pakistan milik group ”Saudi bin Laden menuturkan upahnya perbulan sebagai pekerja kasar sebesar 900 s.d 1200 real (atau sekitar Rp 2.25 juta sampai Rp 3 juta perbulan).

Uang sebesar itu bersih, karena mereka mendapat uang makan siang sebesar 6 Real dan jaminan keselamatan dari Bin Laden. Selain itu, mereka mendapatkan pemondokan gratis dan jaminan visa dari Group ”Saudi bin Laden” sebagai kafil, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan sebagaimana yang dialami para TKI kita.

Kemegahan towernya sangat mengagumkan. Menjulang tinggi dengan 70 lantai di atas tanah seluas 70.000 meter persegi. Dari gedung yang dilengkapi berbagai peralatan canggih ini, kita dapat menyaksikan kegiatan jamaah yang sedang tawaf di Kakbah. Usai tawaf para jemaah dapat pula berbelanja di Zam-zam Tower. Selain menjadi Hotel Gedung Wakaf Malik Abdul Aziz ini juga dijadikan apartemen mewah.

”Muga-muga dalam waktu dekat kita bias kembali ke Tanah Suci dan menempati Zam-zam Tower ini, amin,” kata KH Syamíani dari Pekalongan yang satu rombongan dengan Majelis Zikir SBY Nurussalam itu. Saat ini pusat perbelanjaan mewah yang berdekatan dekat Masjidil Haram adalah Bin Dawood yang ada di lantai dasar Hotel Hilton.
Ganti Rugi Dalam rangka perluasan halaman Masjidil Haram seluas 360.000 meter persegi itu, kabarnya Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan dana mencapai 60 Triliun real. Ini baru untuk ganti untung tanah. Belum lagi biaya untuk membangun dan menata kembali kawasan Masjidil Haram.

”Di Saudi tidak ada ganti rugi, yang ada ganti untung. Sebab mereka yang tergusur hotel dan tanahnya untuk perluasan malah untung tidak rugi. Tidak seperti di Indonesia,” kata Mukhlisin sambil tertawa.

Sejumlah gedung dan hotel, sampai musim haji tahun ini sudah lenyap alias rata dengan tanah. Terlebih, wilayah Pasar Seng dari sebelah utara sampai sebelah barat daya: wilayah Gazzah, Raqubah (Pasar Seng), Gararah, Falaq Syamiyah dan Jabal Hindi.

Pemerintah Arab Saudi tak pernah berhenti membangun infrastruktur untuk melayani tamu-tamu Allah setiap tahunnya. Dari pembenahan fasilitas Masjidil Haram, Masjid Nabawi, jalan-jalan layang dan juga hotel-hotel bertingkat di sekitar tanah Haram terus digalakan.

Menurut Mukhlisin, setelah Grand Zam-zam Tower jadi akan dilanjutkan dengan penataaan kawasan di Masjidil Haram. Nantinya kemegahannya tidak kalah dengan New York dan London.

Menurutnya, Raja Abdullah ingin mengikuti apa yang telah dilakukan kakaknya Raja Fahd. Jika kakaknya telah membangun berbagai fasilitas sehingga Masjidil Haram dan sekitarnya menjadi megah, maka dia ingin berbuat yang sama, kalau bisa lebih dari itu.

Makanya sejak Februari lalu kawasan sekitar Masjidil Haram dihancurkan. Pasar Seng yang terkenal bagi masyarakat Indonesia diratakan dengan tanah. Hotel-hotel megah termasuk Hotel Sheraton Makkah juga dirobohkan.

Selain stan-stan di Pasar Seng, toko-toko yang berjajar di sepanjang depan pintu Al-Fatah juga bernasib sama: ikut dibongkar. Itu yang membuat tempat-tempat belanja murah meriah kian berkurang. Bahkan, tahalul (potong rambut) di sekitar bukit Marwah sudah tidak ada lagi barber shop. Khusus untuk tahalul, para tukang cukur rambut boyongan di belakang Hotel Darul Al-Tauhid.
Toko-toko yang tersisa hanyalah yang berada di barat Masjidilharam. Tepatnya, di sekitar Zam-zam Tower, Hotel Hilton, dan terminal baru yang berada di kiri Hilton. Toko itu berdiri di kanan dan kiri jalan menuju masjid. Segala macam barang dijual di sana. Mulai cenderamata, perlengkapan salat, pakaian, hingga barang elektronik.

Meski Pasar Seng digusur, jamaah haji dan umrah jangan khawatir gak bias beli oleh-oleh, Jamaah bisa memilih belanja di pagi buta. Tepatnya, setelah bubaran salat Subuh. Lokasi belanja itu berada di tengah jalan antara Hotel Hilton dan Zam-zam Tower. Berbagai barang digelar di atas alas sekadarnya dan gerobak. Barang-barang buatan China tampak mendominasi. Mulai elektronik seperti jam tangan hingga songkok dan tasbih.

Tapi kalo boleh menyarankan, konsentrasilah dulu menghadapi puncak haji yaitu hari "H" wukuf di Arafah yang tinggal beberapa hari lagi. Perbanyak ibadah dan kurangi kegiatan yang kurang bermanfaat. Mudah-mudahan menjadi haji mabrur, amin. (Agus fathuddin Yusuf-60)


SUMBER : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/12/01/41684/Zam-zam-Tower-Gantikan-Hotel-Hilton

TATA CARA MEMAKAI IHRAM

Cara Memakai Pakaian Ihram Pria

Photoku di Arafah 1426H

Cara menggunakan pakaian ihram pria saat ini banyak versi atau cara, yang kesemuanya tentunya didasarkan atas kebiasaan yang dicontohkan oleh orang-orang sebelum kita. Pada intinya pemakaian kain ihram khususnya bagi kaum pria haruslah memperhatikan hal-hal comfort/nyaman dan aman sehingga tidak mudah terbuka yang tentunya akan berakibat fatal (maklumlah kaum pria ketika ihram kan...dilarang memakai pakaian dalam).

Ada beberapa referensi yang bisa Anda gunakan, dan silahkan Anda pilih sesuaikan dengan selera dan kemudahan menggunakannya.Jika Anda berminat, silahkan
Sedangkan untuk kaum hawa tidaklah rumit, hanya yang perlu diperhatikan adalah tidak boleh menutup wajah dan telapak tangan.


Monorel Makkah-Armina Siap Beroperasi Tahun Ini

Jenis Kereta Monorel
Alhamdulillah, jama’ah haji pada tahun ini sudah bisa menikmati layanan transportasi kereta metro monorel (Qithar Almasyair)  yang pada tahap pertamanya akan menghubungkan Arafat dan Muzdalifah (South-East Lilne) . Pemerintah Arab Saudi telah menyelesaikan tahap pertama jalur kereta metro yang mampu mengangkut penumpang sejumlah 70.000 jamaah dalam satu kali perjalanan. Dengan kapasitas sekitar 35% dari kapasitas totalnya sebesar 180.000 – 200.000 jamaah yang akan siap pada tahun depan tersebut maka layanan monorel tahun ini hanya akan dikhususkan kepada jemaah asal Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya.


Stasiun Monorel

Monorel ini tergolong proyek transportasi besar yang dilakukan pemerintah Arab Saudi yang menunjukkan komitmen tingginya terhadap pelayanan jamaah haji. Bekerjasama dengan Perancis dan Cina , Proyek monorel ini akan memiliki  sembilan stasiun kereta api antara Mekkah, Arafat, Mina dan Muzdalifa, setiap 300 meter panjang. Salah satu stasiun akan terletak dekat Jembatan Jamarat di Mina di mana ritual lempar jumrah akan. Para jamaah  akan dapat langsung mengakses ke stasiun melalui jembatan di lantai empat. Setiap kereta akan memiliki 12 kompartemen besar yang masing-masing panjangnya 23 meter dan lebar 3 meter.


Rute Monorel Arafah-Muzadalifah- Mina-Makkah

Inisiatif untuk membangun jalur kereta api ini digagas pada tahun 2007 lalu dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan lalu lintas dari dan ke kota Makkah serta tempat-tempat suci lainnya di kota Makkah selama musim haji dan diharapkan bisa mengurangi angka kecelakaan dan desak-desakan para jama’ah haji yang kadang menimbulkan korban jiwa. Arab Saudi mengalokasikan anggaran sebesar 7 milyar Riyal untuk membangun proyek jalur kereta api pertama itu.  Dengan adanya jalur kereta metro ini, maka Arab Saudi menjadi negara Teluk kedua yang memiliki sistem transportasi kereta metro setelah Dubai.
Subhanallah semakin mudah saja transportasi bagi Anda yang beruntung terpilih menjadi Duyufurrahman (tamu Allah). Semoga fasilitas ini dapat menambah semangat bagi Anda untuk tahun ini atau tahun depan berangkat ibadah haji . Tunggu apa lagi ? Silahkan mendaftar di  Armina Tour 

Wukuf di Padang Arafah

Masjid Namirah di Arafah
Haji adalah wukuf di Arafah.  Jamaah wajib tinggal di padang Arafah dari awal waktu Dzuhur sampai masuk waktu maghrib, sehari sebelum Idul Adha. Wukuf adalah puncak ibadah haji yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah dan pada saat itu seluruh jemaah haji berkonsentrasi di satu titik, yaitu Padang Arafah.Di Padang Arafah berlangsung pertemuan akbar. Di tempat itu berlangsung pertemuan jemaah dari seluruh dunia yang ingin mendapat ridho Allah dan ampunan-Nya, dengan melaksanakan wukuf.  Calon haji berkumpul di bawah tenda-tenda yang juga berwarna putih. Mereka bersimpuh di hadapan Allah sambil berdoa dan pengharapan sama.  Walau kulit, ras, suku, bahasa dan adat istiadat mereka berbeda, namun di padang Arafah ini mereka semua menyatu dan hanyut dalam kebesaran Allah dengan sejenak melupakan kebanggaan-kebanggaan duniawi yang bersifat sementara dan semu.

Para ulama sepakat bahwa esensi dari ibadah haji adalah kesamaan derajat (egalitarian) yang ditampakkan dalam pakaian ihram yang tak terjahit, yang merupakan simbol persamaan derajat manusia. Sedangkan warna putih menggambarkan kesucian di hadapan Allah.

Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa Wukuf di Arafah juga mengingatkan umat manusia akan sejarah awal kehadirannya di muka bumi. Termasuk proses turunnya Adam dan Hawa sebagai manusia pertama ke bumi dan bertemu di padang Arafah ini.

Ketika Allah berfirman kepada malaikat hendak menciptakan seorang khalifah di muka bumi, malaikat keberatan dengan satu alasan manusia akan membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah padanya.
Allah kemudian memberikan kelebihan pada Adam dengan mengajarkan tentang nama-nama. Adam ternyata mampu menyebutkan seluruh nama itu sehingga malaikat akhirnya menyerah akan kehendak Allah dan bersujud kepada Adam (QS,-34).

Allah kemudian meminta Adam dan Hawa untuk untuk tetap tinggal di surga dan menikmatinya sepuasnya dengan satu catatan tidak boleh mendekati (memakan) buah larangan (QS,).

Akan tetapi iblis memperdaya mereka sehingga memakan buah larangan itu. Dan atas pengingkaran larangan Allah itu, Adam dan Hawa kemudian diusir dari surga.

"Turunlah kamu, sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagimu ada tempat kediaman di bumi dan kesenangan sampai waktu yang ditentukan!" (QS,2;3).

Adam dan Hawa segera menyadari akan kesalahannya. Dengan bekal kesadaran dan pengetahuan yang telah dimilikinya itu, Adam dan Hawa segera bertaubat kepada Allah. Dan Allah menerima taubat mereka. (QS,2:37).

Dalam ritual wukuf di Arafah, proses penciptaan dan pertaubatan ini senantiasa mewarnai dalam hati sanubari setiap jamaah haji. Di padang Arafah ini pula mereka segera menyadari dosa-dosanya seraya memohon ampun kepada Allah. Jika Allah menerima taubat mereka dalam perjalanan hidup berikutnya mereka tidak melakukan dosa lagi, maka bayang-bayang surga segera di depan mata.
Kendati disebut Padang Arafah, tapi Arafah bukan lagi padang pasir dan berbatu sepenuhnya sekarang ini. Keadaan fisiknya sudah berubah jauh dibanding ratusan tahun silam.Tatkala Kerajaan Arab Saudi menemukan sumber minyak dan membuat negeri itu sebagai pengekspor terbesar dunia, Padang Arafah yang dulu kering dan tandus diubah jadi hijau. Menurut cerita para mukmin di sini, wilayah luas itu kini dihiasi pohon Sukarno; memakai Presiden Sukarno karena ia ikut menyumbangkan bibit pohon itu saat kunjungannya ke Saudi.

Menunaikan ibadah haji menjadi salah satu barometer ketaqwaan seorang umat Muslim, apakah kaya atau miskin, dari mana pun ia berasal, berapa saja usianya, apakah ia berkulit hitam atau pun putih. Berhaji wajib dilaksanakan sepanjang persyaratannya sudah terpenuhi.

Persyaratan calon haji memang selain harus sehat fisik, mental dan mampu secara finansial juga harus memiliki tekad kuat untuk menunaikan rukun Islam tersebut. Terlebih, jika diingat, Padang Arafah -- meski kini memiliki fasilitas baik untuk wukuf -- kekuatan, kesehatan dan semangat beribadah saja tak cukup.

Setiap umat Islam memang punya kewajiban yang dikenal sebagai rukun Islam, yaitu: mengucap syahadat, mendirikan shalat, berpuasa pada bulan Ramadhan, membayar zakat dan berhaji. Dengan melaksanakan rukun-rukun tersebut, seseorang dapat disebut sempurna keislamannya.Kendati hal tersebut kadang mengundang pertanyaan terkait dengan kualitas haji dan penghayatannya, tetapi yang jelas, sudah melaksanakan semua rukun Islam tersebut dapatlah disebut sempurna keislaman seseorang. Namun untuk mengukur sempurna dan tidaknya keislaman seseorang, hanya Allah semata yang tahu. Demikian pula dalam melaksanakan ibadah haji.
Para ulama kerap mengingatkan bahwa haji adalah ibadah yang relatif tidak begitu mudah dilaksanakan. Untuk melaksanakannya calon haji harus berbadan sehat, dan harus mempunyai perbekalan cukup, selain bagi pelaku, juga bagi keluarga yang ditinggalkannya. Harus dipenuhinya persyaratan fisik serta kemampuan finansial terkait ibadah haji yang harus dilakukan di lapangan terbuka, di bawah cuaca yang sangat terik sekaligus dingin secara ekstrim, di tempat yang jauh dari tempat tinggal serta dalam waktu lama.Calon haji sebaiknya juga punya bekal pengetahuan yang memadai, khususnya tentang manasik haji atau tata cara melakukan ibadah haji.Lantaran persyaratan yang relatif berat tersebut, tak setiap orang sanggup melaksanakannya dengan sempurna. Tetapi, tetap saja semua umat Muslim menginginkan melaksanakan ibadah tersebut.

Lantas, yang banyak dipertanyakan orang awam dewasa ini, mengapa Allah memerintahkan umatnya melakukan ibadah haji yang cukup berat tadi?  Mungkin ini bukan jawaban esensial, tetapi harus dipahami bahwa haji pada pokoknya adalah perjalanan mengubah diri menuju kepada Allah. Haji adalah sebuah contoh pertunjukan penciptaan Adam, perjuangan Ibarahim melawan godaan setan dan menegakkan ajaran Allah, serta rangkaian cobaan yang dialami Siti Hajar menghadapi kerasnya kehidupan.

Biaya Haji 2011

BIAYA HAJI PLUS 2011
No. Izin Haji Plus D/80 Tahun 2009

Haji Arbain (26 hari)

Haji Non Arbain (19 hari)

*Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa mengurangi nilai ibadah

Makna Ritual Haji

Haji, menurut Wahbah Zuhaeli dalam bukunya Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh, berarti mengunjungi Kabah untuk melaksanakan beberapa perbuatan tertentu, di tempat-tempat tertentu, dan dalam waktu tertentu pula. Kegiatan ibadah itu dengan sendirinya mengandung makna ritualitas yang sangat tinggi baik dari segi simbol, sejarah, maupun sosiologi.

Ali Syari'ati, salah seorang pemikir kontemporer Islam, dalam bukunya Hajj, telah mengulas secara detail makna ritualitas haji. Tulisan berikut ini ingin mengemukakan percikan pemikirannya mengenai makna ritualitas haji dari aspek ibadah: ihram, tawaf, sai, dan wukuf. Ihram adalah tahap mulai niat mengerjakan haji dengan mengenakan dua helai pakaian.

Menurut Ali Syari'ati, pakaian adalah lambang status yang dapat memicu sikap diskriminasi, keakuan, dan egois. Pakaian telah memecah belah anak-anak Adam, karena itu, kata Ali Syari'ati, pakaian model ibadah ihram bukanlah penghinaan tetapi penggambaran kualitas manusia di hadapan Tuhan. Pakaian ihram, lanjutnya, telah menuntun manusia untuk mengubur pandangan yang mengukur keunggulan karena kelas, kedudukan, dan ras.

Sedang tawaf merupakan kegiatan ibadah mengelilingi Kabah. Di hadapan Kabah yang berbentuk kubus ini, kata Ali Syari'ati, para pelaku tawaf akan merenungkan keunikan Kabah yang menghadap ke segala arah, yang melambangkan universalitas dan kemutlakan Tuhan; suatu sifat Tuhan yang tidak berpihak tetapi merahmati seluruh alam (Q. S. 106: 21). Dengan tawaf, umat manusia dididik aktif bergaul menjaring komunikasi dengan Tuhan dan antarmanusia (Q. S. 112: 2).

Sementara tentang sai, Ali Syari'ati melambangkan ibadah ini dengan kegigihan dan keperkasaan manusia dalam menempuh perjuangan hidup. Sai yang merupakan rekonstruksi peristiwa Siti Hajar mencari air Zamzam dari Bukit Shafa menuju Marwa, merupakan lambang figur manusia yang berjuang dari niat yang tulus (shafa), tanpa patah semangat mencapai tujuan (marwa).

Selanjutnya, setiap calon haji harus wukuf di Arafah. Arafah merupakan sebuah padang yang luas. Di tempat ini manusia singgah sebentar (wukuf). Lalu bermalam (mabit) di Muzdalifah dan tinggal di Mina. Arafah berarti pengetahuan dan Mina artinya cinta. Setelah wukuf di Arafah, para jamaah menuju ke Muzdalifah untuk mabit.

Wukuf dilakukan pada siang hari, sementara mabit pada malam hari. Siang, demikian Syari'ati, melambangkan sebuah hubungan objektif ide-ide dengan fakta yang ada, sedangkan malam melambangkan tahap kesadaran diri dengan lebih banyak melakukan konsentrasi di keheningan malam. Kemudian di Mina, jamaah melempar Jumrah. Ini merupakan lambang perlawanan manusia melawan penindasan dan kebiadaban. Demikianlah makna ritualitas haji yang penuh dengan simbol kejuangan hidup manusia. Semoga para jamaah haji dapat menangkap makna simbol-simbol itu dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. - ah
Sumber Republika Online

10 Tips Cara Mencium Hajar Aswad

  1. Berniat ikhlas mencium Hajar Aswad karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
  2. Setelah Tawaf dan sholat sunnat tawaf berjalanlah ke arah hajar aswad tanpa memotong jamaah yang lagi tawaf, tapi ikuti arus tawaf dengan sambil mendekati multazam.
  3. Sebaiknya memasuki dari arah pintu Ka'bah atau Multazam, sambil berdoa dan beri'tikad untuk tidak menyakiti sesama jamaah walaupun jamaah lain kasar.
  4. Dari arah pintu Ka'bah terus merapat ke dindingnya dan dekat dengan kaki asykar penjagaan, dan jangan sekali-kali dari arah depan hajar aswad, karena bisa terdorong kebelakang oleh jamaah yang habis mencium.
  5. Sambil mendekat ke hajar aswad didepan kaki polisi atau di multazam bertakbirlah sambil nunggu yang di depan kita mencium, peganglah marmer di kaki polisi atau kiswah diatasnya bila dekat dengan hajar aswad agar kita tidak terdorong oleh orang yang didepan kita.
  6. Dengan cara miringkan badan ketika ngantri itu lebih baik, posisi badan menghadap multazam terus bahu sebelah kiri gerakkan menuju ke hajar aswad dan posisi tangan tetap memegang marmer pelindung kaki polisi dan kemudian ketika hendak mencium peganglah erat-erat ujung kiswah dekat hajar aswad.
  7. Tanpa mengangkat suara berdoalah selalu, dan ketika mencium ucapkan "Bismillahi Allahu Akbar". Setelah mencium usaplah sekali hajar aswad dengan tangan kanan sambil membaca"Bismillahi Allahu Akbar, Allahumma iimanan bika wa tashdiqon bikitabika wa sunnati nabiyyika" (Dengan menyebut asma Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah dengan iman kepada-Mu dan membenarkan kitab-Mu dan sunnah-Nabi-Mu). Ketika mencium jangan terlalu lama biar tidak dimarahi oleh polisi dan jamaah yang nunggu, cukup sekali kecutan saja.
  8. Setelah mencium dan mengusap, biar kita tidak terjepit dan tidak terinjak oleh jamaah lain, dan posisi kita masih didepan hajar aswad mau keluar, maka angkatlah kaki kanan aja letakkan di atas syadarwan atau pondasi ka'bah yang miring dibawah hajar aswad, ini tujuan untuk menghimpun tenaga keluar dari desakan jamaah, dengan menekankan kaki ke syadarwan maka kita bisa keluar dengan bantuan tenaga kaki pula selain badan.
  9. Keluar pelan-pelan tanpa menyakiti jamaah yang lain, kalau tidak sengaja menyakiti bilang 'maalis/ sorry/ maaf sambil memegang pundaknya, lalu setelah kita keluar banyaklah baca shalawat lalu usapan tangan tadi di Hajar Aswad, maka ciumlah. Ketika mau keluar dari lingkaran thawaf janganlah sekali-kali memotong barisan tawaf, karena hal ini menghambat laju tawaf
  10. Setelah mencium Hajar Aswad bersyukulah banyak-banyak.

Tips Sehat Ibadah Haji

Ibadah Umroh terlebih Haji adalah ibadah fisik, artinya kesehatan adalah satu kunci utama untuk dapat menjalankannya dengan baik dan khusuk. Berikut beberapa tip sehat ibadah haji dan umroh :

Tips Bugar Saat Ibadah
  • Latihan jalan sebelum berangkat (jika mampu minimal 7 km, seminggu satu kali)
  • Kurangi kegiatan yang tak perlu
  • Istirahat dan tidur cukup
  • Makan bergizi dan teratur
  • Membawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air

Tips hindari sakit Batuk
  • Bawa pakaian hangat
  • Gunakan penghangat leher
  • Bawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air
  • Jangan minum dingin
Tips hindari Influenza
  • Imunisasi
  • Jaga kebersihan
  • Istirahat cukup
  • Makan buah dan sayur
  • Pakai masker

Tip menahan dingin
  • Siapkan pakaian hangat di tas tentengan
  • Pakai baju hanoman
  • Pakai krim pelembab
  • Sering minum
  • Banyak makan buah

Kebugaran saat ibadah haji
  • Makan makanan yang mengandung gizi seimbang, banyak serat dan tak banyak mengandung lemak.
  • Istirahat yang cukup. Para calon haji, kalau sudah berada di Masjidil Haram, inginnya terus-menerus melakukan ibadah tanpa memikirkan istirahat. Hal ini bisa menyebabkan jamaah haji jatuh sakit.
  • Olahraga ringan setiap pagi
Semoga bermanfaat.
  ::: ArminaUtama - Divisi Perwakilan Indonesia © 2011 - All Right reserved :::