GRAND ZAM ZAM MEKAH


Zam-zam Tower Gantikan Hotel Hilton

image
SM/dok MEGAH: Perspektif gedung Zam-zam Tower.(30)
BERUNTUNGLAH jamaah haji khusus (ONH Plus-Red) yang musim haji tahun ini bisa menempati Hotel Zam-zam Tower (Buruj Zam-zam). Hotel termegah yang ada di Kota Makkah saat ini. Menurut pengamatan saya, dalam proyek perluasan halaman Masjidil Haram seluas 360.000 meter persegi, hanya ada tiga bangunan yang jaraknya berdekatan dengan Masjidil Haram.

Jaraknya mungkin hanya satu hingga lima meter saja dari pelataran Haram. Yaitu Istana Raja di Jabal Qubaisy di arah timur Masjidil Haram, Hotel Hilton dan Hotel Darul Al-Tauhid di arah barat. Sayangnya saya tidak bisa mendapatkan informasi Biro Penyelenggara Haji Khusus mana yang menempati hotel yang belum jadi seluruhnya itu.

Kali kedua saya menunaikan ibadah haji tahun 2003, Hotel Hilton baru berupa tiang pancang. Tetapi saat menunaikan umrah belum lama ini Zam-zam Tower sudah terlihat kemegahannya meski belum rampung seratus persen. Sejalan dengan proyek perluasan halaman masjid, saya melihat ribuan pekerja siang malam bekerja menyelesaikan bangunan tersebut.

Satu-satunya sumber informasi yang bisa menjelaskan tentang Zam-zam Tower adalah H Mukhlisin, santri Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Lasem, Rembang yang kini jadi pengusaha sukses di Arab Saudi. Nama asli gedung itu sebenarnya Wakaf Malik Abdul Aziz. Setidaknya ada lima hotel yang lokasi jadi satu di tempat itu. Yaitu Grand Zam-zam Tower, Rotama, Moven Pick dan Formus. Nama Zam-zam sendiri tentu diambil bukan tanpa alasan. Nama sebuah sumur yang airnya tidak pernah kering mesti diambil jutaan orang dan dibawa ke seluruh penjuru dunia, juga tidak membuat banjir ketika debit airnya berlebih. Maka nama Grand Zam-zam Tower begitu mudah diingat terutama oleh jamaah haji dan umrah.
Gantikan Hilton Menurut Mukhlisin, Hotel Hilton Tower yang kami tempati saat umrah tidak lama lagi juga akan digempur setelah Zam-zam Tower jadi sempurna. ”Jadi anda semua menempati Hilton untuk terakhir kali. Mudah-mudahan tahun depan belum digusur,” kata Mukhlisin yang asli Jepara itu.

Menurutnya hotel itu akan menjadi bangunan tertinggi di Kota Makkah. Ribuan pekerja siang dan malam tampak sibuk mengerjakan proyek raksasa itu. Mereka berseragam pakaian warna ungu gelap bertuliskan ”Saudi bin Laden Group.”Mereka menggarap bidangnya masing-masing, mulai yang paling ringan hingga yang paling berat. Hiruk pikuk bunyi alat-alat berat pun semakin menyibukkan Kota Suci itu.

Beberapa menit menjelang azan, mereka beristirahat, untuk shalat berjamaah di Masjidil Haram. Setelah makan siang, mereka kembali bekerja, bahkan pengerjaan proyek ini dilakukan siang malam. karena memang awalnya Hotel Zam-zam Tower ini ditargetkan dapat selesai musim haji tahun lalu.

Seorang buruh bangunan berkebangsaan Pakistan milik group ”Saudi bin Laden menuturkan upahnya perbulan sebagai pekerja kasar sebesar 900 s.d 1200 real (atau sekitar Rp 2.25 juta sampai Rp 3 juta perbulan).

Uang sebesar itu bersih, karena mereka mendapat uang makan siang sebesar 6 Real dan jaminan keselamatan dari Bin Laden. Selain itu, mereka mendapatkan pemondokan gratis dan jaminan visa dari Group ”Saudi bin Laden” sebagai kafil, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan sebagaimana yang dialami para TKI kita.

Kemegahan towernya sangat mengagumkan. Menjulang tinggi dengan 70 lantai di atas tanah seluas 70.000 meter persegi. Dari gedung yang dilengkapi berbagai peralatan canggih ini, kita dapat menyaksikan kegiatan jamaah yang sedang tawaf di Kakbah. Usai tawaf para jemaah dapat pula berbelanja di Zam-zam Tower. Selain menjadi Hotel Gedung Wakaf Malik Abdul Aziz ini juga dijadikan apartemen mewah.

”Muga-muga dalam waktu dekat kita bias kembali ke Tanah Suci dan menempati Zam-zam Tower ini, amin,” kata KH Syamíani dari Pekalongan yang satu rombongan dengan Majelis Zikir SBY Nurussalam itu. Saat ini pusat perbelanjaan mewah yang berdekatan dekat Masjidil Haram adalah Bin Dawood yang ada di lantai dasar Hotel Hilton.
Ganti Rugi Dalam rangka perluasan halaman Masjidil Haram seluas 360.000 meter persegi itu, kabarnya Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan dana mencapai 60 Triliun real. Ini baru untuk ganti untung tanah. Belum lagi biaya untuk membangun dan menata kembali kawasan Masjidil Haram.

”Di Saudi tidak ada ganti rugi, yang ada ganti untung. Sebab mereka yang tergusur hotel dan tanahnya untuk perluasan malah untung tidak rugi. Tidak seperti di Indonesia,” kata Mukhlisin sambil tertawa.

Sejumlah gedung dan hotel, sampai musim haji tahun ini sudah lenyap alias rata dengan tanah. Terlebih, wilayah Pasar Seng dari sebelah utara sampai sebelah barat daya: wilayah Gazzah, Raqubah (Pasar Seng), Gararah, Falaq Syamiyah dan Jabal Hindi.

Pemerintah Arab Saudi tak pernah berhenti membangun infrastruktur untuk melayani tamu-tamu Allah setiap tahunnya. Dari pembenahan fasilitas Masjidil Haram, Masjid Nabawi, jalan-jalan layang dan juga hotel-hotel bertingkat di sekitar tanah Haram terus digalakan.

Menurut Mukhlisin, setelah Grand Zam-zam Tower jadi akan dilanjutkan dengan penataaan kawasan di Masjidil Haram. Nantinya kemegahannya tidak kalah dengan New York dan London.

Menurutnya, Raja Abdullah ingin mengikuti apa yang telah dilakukan kakaknya Raja Fahd. Jika kakaknya telah membangun berbagai fasilitas sehingga Masjidil Haram dan sekitarnya menjadi megah, maka dia ingin berbuat yang sama, kalau bisa lebih dari itu.

Makanya sejak Februari lalu kawasan sekitar Masjidil Haram dihancurkan. Pasar Seng yang terkenal bagi masyarakat Indonesia diratakan dengan tanah. Hotel-hotel megah termasuk Hotel Sheraton Makkah juga dirobohkan.

Selain stan-stan di Pasar Seng, toko-toko yang berjajar di sepanjang depan pintu Al-Fatah juga bernasib sama: ikut dibongkar. Itu yang membuat tempat-tempat belanja murah meriah kian berkurang. Bahkan, tahalul (potong rambut) di sekitar bukit Marwah sudah tidak ada lagi barber shop. Khusus untuk tahalul, para tukang cukur rambut boyongan di belakang Hotel Darul Al-Tauhid.
Toko-toko yang tersisa hanyalah yang berada di barat Masjidilharam. Tepatnya, di sekitar Zam-zam Tower, Hotel Hilton, dan terminal baru yang berada di kiri Hilton. Toko itu berdiri di kanan dan kiri jalan menuju masjid. Segala macam barang dijual di sana. Mulai cenderamata, perlengkapan salat, pakaian, hingga barang elektronik.

Meski Pasar Seng digusur, jamaah haji dan umrah jangan khawatir gak bias beli oleh-oleh, Jamaah bisa memilih belanja di pagi buta. Tepatnya, setelah bubaran salat Subuh. Lokasi belanja itu berada di tengah jalan antara Hotel Hilton dan Zam-zam Tower. Berbagai barang digelar di atas alas sekadarnya dan gerobak. Barang-barang buatan China tampak mendominasi. Mulai elektronik seperti jam tangan hingga songkok dan tasbih.

Tapi kalo boleh menyarankan, konsentrasilah dulu menghadapi puncak haji yaitu hari "H" wukuf di Arafah yang tinggal beberapa hari lagi. Perbanyak ibadah dan kurangi kegiatan yang kurang bermanfaat. Mudah-mudahan menjadi haji mabrur, amin. (Agus fathuddin Yusuf-60)


SUMBER : http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/12/01/41684/Zam-zam-Tower-Gantikan-Hotel-Hilton

0 komentar:

Posting Komentar

  ::: ArminaUtama - Divisi Perwakilan Indonesia © 2011 - All Right reserved :::